Selasa, 15 Oktober 2013

Proses Penelitian Survai



Proses Penelitian Survai
Proses penenlitian sosial mempunyai tujuan menerangkan suatu fenomena sosial, atau suatu peristiwa (event) sosial, oleh karna itu dalam instrumen peneliti sendiri diharapkan mempunyai dua syarat penting yaitu ;
1.    Logika atau rasionalitas
2.    Observasi atas fakta-fakta sosial
Kedua hal diatas adalah yang paling frontal dalam penelitian, sebab pemahaman ilmiah atas realitas dan sosial harus logis, diterima oleh akal sehat dan sesuai dengan yang terjadi dalam realitasnya.
Sering kali karna hal itu ilmu penegetahuan, termasuk ilmu sosial (logika-empiris), artinya teori sosial digunakan sebagai sebagai unsur logika, dan penelitian berguna sebagai hal yang paling empiris.
Maka seyogyanya dari kedua unsur diatas ditarik kesimpulan bahwa, teori sosial dan penelitian sosial terjadi perbedaan, meskipun selalu berjalan bersama, perbedaan-perbedaan tersebut terletak pada segi manfaatnya, dimana teori penelitian berfungsi sebagai pemikiran awal berupa spekulatif, sedangkan penelitian berguna sebagai pembuktian, yang aganya bisa menjadi bantahan serta penyempurnaan dari teori-teori sebelumnya.
            Banyak studi yang dicontohkan untuk dapat menganalisa, misalkan saja teori Gold Scheider dan uhlenberg tentang pernyataan “ golongan minoritas mempertahan kaneksentesinya adalah dengan memperbanyak jumlah mereka melalaui tingkat kelahiran yang tinggi”, bertitik tolak  pada ini peneliti Indonesia jelas memunculkan hipotesis bahwa “golongan Tiong hoa di Indonesia akan memperbanyak keturunan”.
Pada kenyataanya hal ini tidak sesuai saat proses penelitian, sebab hasil empirisnya menyatakan bahwa kelompok Tiong Hoa fartilitas kelahiran selalu lebih rendah dibandingkan dengan kelompok ataupun suku lain.
Oleh karena itu penyesuaian model yang ada di dalam penelitian sosial dan teori sosial, tidaklah menyangkup satu saja, melainkan dalam pembuktian empirisnya dikenal beberapa metode guna menemukan hasil yang dianggap pas dan benar (seusi dengan lapangan yang ada), diantaranya adalah sebagai berikut ;
A.  Model Penelitian Statis
Model penelitian statis menggambarkan proses penelitian, yang menyangkup beberapa step (Teoritis, Oprasionalisasi, dan pengujian Hipotesis), guna menentukan hasil yang empiris.
Tahap “Teoris”, penelitian ini mewajibkan seorang harus mengklarifikasi variasi niat dan praktek penerimaan dari berbagai teori tentang adanya suatu maslah sosial, yang mukin bisa dipengaruhi oleh faktor sejarah, dan faktor lingkungan.
Hingga memunculkan sebuah cara matematis (dikemukanan Fisbin), niat seseorang untuk berprilaku (N), dipengaruhi oleh persepsiya tentang manfaat prilku tersebut (PM), serta persepsinya tentang kelompok panutanya (PS).
Tahap “Oprasionalisasi” yaitu tahap penerjemahan teori-teori yang masih umum tadi menjadi variable, indikator dan defenisi dan defenisi oprasional. Spekulasinya menimpulkan adanya hipotese pertanyaan yang masih perlu di jelaskan kembali.
Tahap “pengujian hipotesa”, tahap pengujian hipotesa adalah tahap terahir yang berguna sebagai, penyusunan instrumen penelitian yang berguna mengumpulkan data dari kedua tahab sebelumnya, penentuan penelitian dan sempel penelitian, penentuan teknik penggumpulan data, serta penentuan teknik analisa dengan kuantitatif atau kualitatif.
Misalkan saja dalam penelitian “imunisasi penyakit campak pada bayi”, dimana teori-teori menjelaskan bahwa semakin sering seorang anak melakukan imunisasi maka sudah sepantasnya seorang nak bisa terbebas dari penyakit campak, proses ini selanjutnya di detailkan dengan tahap oprasionalitas, dimana variable keselamatan bayi ditentukan orang tua, yang bisa dipengaruhi tingakat pendidikan, dari spekulasi oprassional tersebut memunculkan hipotesis “ bahwa semakin terhindar seorang bayi dari penyakit campak, semakin sering orang tua memberi imunisasi”, hingga tiba pada tahap tershir yakni pengujian hipotesis, yang menghasilkan data empiris.
Data dari Metode Penelitian Statis tersebut memiliki beberapa kelemahan, yaitu ;
Ø  Dalam kenyataanya proses penelitian tak semulus yang di gambarkan
Ø  Proses penelitian tak semekanis yang digambarkan
Hingga dapat dikatakan metode lebih conding terpaku pada teoritis.
B. Model Penelitian Dinamis
            Model ini dinamakan Babbie sebagai model “dua Logika”, yang menjasis paling sesuai menggambarkan proses penelitian dan realitas, Hal demikian dikeranakan proses ini menjelaskan dua cara dedkasi sebagai teori, dan induksi menjadi generalisasi empiris.
            Cara bolak balik tersebetut, digambarakan wellece, bermula dari teori yang menhasilakn hipotesa, dan hipotesa menunjukan bagimana cara melakukan observasi, dan observasi menghasikan generalisasi dan generalisasi kan menimbulkan sanggahan atau dukungan pada teori.
Diagramnya metode penelitian dinamis adalah sebagai berikut

                                    Teori
Generalisasi                                                   Hipotesa
Empiris

                                    Observasi
Sumber : E.R. Babbie, the practice of research. 4th Edition. Belmont, Widswoarth, 1986 (singabrium, effendi, 2012)
            Sudah berang tentu pada seluruh element proses ini, penelitian bernalar pada observasi, jadi, unsur logikadan unsur pembuktian empiris dalam penenlitian mempunyai fungsi yang sama pentingnya.
C. Preoses Penelitian Survai
Salah satu metode penelitian yang amat luas penggunanya adalah metode penelitian survai, yang mempunyai ciri mengumpulkan data dari respondeng berjumlah banyak menggunakan kuesioner, maka keuntunganya adalah memunculkan kemungkinan pembuaatan generalisasi untuk populasi besar.
Menurut wellece, proses penelitian survai berguna mentransformasikan lima komponen informasi ilmian, yaitu ;
1.    Teori
2.    Hipotesa
3.    Observasi
4.    Generalikasi empiris
5.    Penerimaan atau penolakan hipotesa.
Kelimanya dikontrol dalam metodologis yang sama yaitu
1.    Deduksi logika
2.    Interprestasi, penyusunan instrumen, penyusunan sekala, dan penentuan sempel
3.    Pengukuran penyederhanaan, dan perkiraan paramenter
4.    Pengujian hipotesa, serta infrementasi logika
5.    Foemulasi konsep, formulasi populasi dan penataan proposisi
Hingga pada penjabaran motode ini selalu diawali dengan adanya minat peneliti untuk menjabarkanya fenomena sosial tertentu, minat itu kemudian ditindak lanjuti menjadi masalah penelitian yang lebih jelas dan sistematis dengan menggunakan informasi ilmiah yang sudah tersedia dalam litelatur ( teori).
Teori ini kemudian dekembangkan dalam model deduksi memunculkan adanya hipotesa yaitu informasi yang lebih spesifik dan lebih sesuai dengan tujuan penelitian.
Langkah selanjutnya hipotesa memberikan variable penelitian serta hubunganya, adapun guna menentukan variable yang cocok peneliti mengunalakn metodologis tertentu untuk mengambil sepel dari banyaknya poipulasi yang ada.
Dalam penelitian survai sendiri, populasi berguna menemukan jumlah yang relavan dalam buat penelitinya, informasi itu disebut data atau observasi, pengelolahan observasi (data), dioleh dengan mengunakan model statistik (menyederhanakan data).
Adanya ketepatan dalam hasil ditentukan paramenter, yang terjadi karena adanya proses perbandingan antara informasi tentang sempel dan informasi populasi (pikiran paramenter).
Cara-cara tersebut sebenarnya dalam penelitian survai, berintikan keahlian dan kemampuan peneliti, guna menentukan hasil yang dianggap relevan denagn kenyataan yang sebenarnya.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar