Selasa, 15 Oktober 2013

Logika Kehidupan Kelompok

Sudah merupakan naluriah kehidupan berkelompok, hal ini terbukti dengan adanya sikap seseorang yang takan bisa hidup sendirian, meskipun toh ada historis cerita tentang beberapa tokoh yang menyendiri (Robinson Crusoe, Nabi Adam, hingga tokoh tarzan), namanya begitu familiar ketika berbicara indivisu demikian. Bila ditelisik lebih mendalam tentu kehidupan mereka takan bisa diceritakan bila tak ada yang menyaksikan, logikanya jika seseorang hidup sendiri sampi ia mati maka jalan ceritanya akan habis pula bila tidak ada seaksi. Hingga munculah tokoh “Friday”, sebagai teman Robinson Crusoe, tokoh “Hawa” pasangan adam, yang aahirnya menciptakan keturunan terus menerus. Hal ini disebabkan manusia memiliki dua hasrat naluriah ; • Keinginan untuk menjadi satu dengan orang lain • Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya Landasan manusia sendiri terbagi menjadi dua bentuk Jasmani (raga) dan Rohani (jiwa), segi rohanai masnusia terdiri dari alam fikiran dan perasaan, apabila hal itu di realisasikan otomatis menciptakan kehendak yang kemudian menjadi sikap tindak, sikap tindak itulah yang nantinya akan mejadi landasan gerak segi jasmaniah manusia, memunculkan naluri untuk senang tiasa berhubungan dengan sesama, hubungan yang berkesinambungan tersebut dianamakan hubungan interaksi. Hubungan-hubungan itu menurut Charlos Harton cooly dan ferdinan tonnis menghasilakn paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan ( gesellschaft), dimana pengertian paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya terikat hubungan batin yang murni (alamiah) dan kekal. Sedangakan patembayan (gesellschaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat suatui bentuk dalam fikiran semata.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar