Sabtu, 19 Oktober 2013

perubahan sosial dan penyebab venomenanya

Mengamati fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar, dengan mengacu pertanyaan 5 w, 1 H o Prakata Masih terasa tabu ketika berbicara tentang demokrasi di bumi pertiwi, entah mengapa sejak berpuluh tahun negara indonesia merdeka belum mampu sepenuhnya menegakan demokrasi, hal ini menurut pengamatan banyak dilandasi adanya faktor-faktor yang ikut nimbrung mengkotori transisi dari otorerisme tersebut. Padahal menurut pengamat politik “Demokrasi” adalah idiologi paling sempurna, hal ini berlandasan bahwa kekuasaan tertinggi dipegang langsung oleh rakyat, di Indonesia sendiri adanya histori Revolusi pada massa orde baru, merupakan tututan tertinggi dari rakyat untuk mengambalikan kedaulatan. 1998 adalah tahun penting dalam perjalan Demokrasi di negara ini, dimana orde baru dibawah pucuk pimpinan Suharto, diturunaka rakyat secara paksa, maka sudah seyogyanya dengan adanya peristiwa tersebut demokrasi di Indonesia berjalan sempurna. Namun, sampai saat ini realisaisnya jauh, dari adanya faktor perubahan sosial dalam pendekatan ilmu sosiologi, kami ditugaskan menggagas pengamatan dengan mengangkat pertanyaan 5W dan 1H, oleh karnanya dalam prakata ini saya memilih tema “Demokrasi”, sebagai landasan paling apik dan membumi, lebik spesifik lagi “Demokrasi di Bumi Pertiwi” *Kemelut Demokrasi di Bumi Pertiwi* 1. What (apa) Apa yang menyebabkan Kemelut demokrasi di bumi pertiwi ? Jawaban Adapun penghambat terbesar demokrasi di Indonesia, tak lebih dari adanya fokus penciptaan prosedural demokrasi seperti juga Pemilu, yang tak kunjung dapat sempurna, alhasil inti pokok demokrasi sendiri tak kunjung dirasakan oleh masyarakat. Coba saja kenyataanya demokrasi di Indonesia, hanya perputar dari urusan partai politik, malah ada sebuah ungkapan lebih mengutamakan kepentingan partai politik dibandingkan kepentingan rakyat. Oleh sebab itu penghabat perjalan demokrasi di indonesia adalah pijakan fokus pada prosedural saja. 2. When (Kapan) Kapan terjadinya kemelut demokrasi di bumi pertiwi ? Jawaban Terjadi kemelut demokrasi di bumi pertiwi, dapat dirasakan sejak negara ini merdeka, dari catatan historis pada masa orde lama, Preiden Sukarno dipilih langsung oleh rakyat, dengan persetujuan petinggi negara, jauh sesudahnya digantikan orde Baru dibawah naungan Presiden Suharto, yang dianggap Otoriter oleh banyak pihak dan diturunkan paksa pada tahun 1998. Namun sampai saat ini KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) yang menjadi musuh terberat demokrasi, masih kerap di jumpai. Maka penyakit inilah yang menjawab demokrasi di Indonesia tak kunjung sesuai rencana. 3. Why (Mengapa) Mengapa kemelut demokrasi di bumi pertiwi terus terjadi? Jawaban Yang menyebabkan kemelut demokrasi di bumi pertiwi terus terjadi, adalah kurang korelasi antara masyarakat sebagai agent kontrol, dan pemerintah yang menjalankankanyapun kurang memiliki rasa Nasionalisme, hingga memunculkan spekulasi bahwa demokrasi di indonesia akan terus berjalan di tempat selama keadaan ini masih bertahan dalam jalan yang sama. 4. where (Dimana) Dimana letak kesalahan demokrasi di bumi pertiwi, sehingga terus mengalami kemelut tak tertuntasakan ? Jawaban Letak kesalahan demokrasi sebenarnya bukan pada caranya, sama juga seperti konsensus yang bukan salah pada UU, namun lebih condong pada setiap element penegak Demokrasi, atau lebih rinci lagi adanya sikap tidak saling memiliki antara yang diatur dang pengaturnya. 5. Who (Siapa) Siapakah yang menyebabkan demokrasi di bumi pertiwi terus berjalan di tempat ? Jawaban Ada sebuah literatur yang mengatakan bahwa, Nepotisme adalah warisan budaya bangsa ini, namun agaknya selidik punya selidik pernyataan itu ada benarnya, sebab masyaarakat sendiri kini melihat demokrasi hanya sebgai simbul perubahan idiologi, tanpa mampu terus beradaptasi melihar realitas yang dibutuhkan. Misalnya dalam keturunan, masyarakat masih melihat tinggi dalam staratanya. 6. How (bagaimana) Bagai mana perjalan demokrasi di bumi pertiwi? Jawaban Perjalanan demokrasi di bumi Pertiwi, pada dasarnya jauh dibandingkan dengan negara asal muasalnya Demokrasi (AS), hal itu terlihat mencolok dari kenyataan politik yang mewarnai kekuasaan, misalnya pada proses pemilu di Indonesia yang masih mengunakan politic money (politi uang), selain itu kekuasan di indonesia masih terlihat turun temurun, artinya kekuasaan di ukur dari keturuan, bukan dari ukuran kualitas .

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar